Stres Dapat Meningkatkan Berat Badan

Beberapa penelitian menyatakan bahwa orang yang mengalami stres akut mengalami perubahan pola makan. Sebanyak 40% diantaranya merasa pola makan meningkat, sedangkan 40% lainnya menurun dan sisanya merasa tidak mengalami perubahan pola makan. Ketika mengalami rasa cemas dan stres, terjadi beberapa perubahan fisiologis dalam tubuh manusia, salah satunya adalah gangguan pola makan.

Beragamnya hasil yang didapatkan ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor stres spesifik yang dimanipulasi, durasi stres, tingkat stres emosional yang dialami, dan pemilihan jenis makanan ketika mengalami stres. Ternyata, stres ringan dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan sedangkan ketika diberikan stres lebih berat, napsu makan cenderung menurun.

Mekanisme perubahan berat badan saat stres

Ketika mengalami stres, tubuh cenderung untuk merespons agar dapat mempertahankan keseimbangan tubuh. Saat seseorang mengalami stres akut, terjadi aktivasi saraf simpatis yang menyebabkan pengeluaran katekolamin (adrenalin dan noradrenalin).

Komponen lain yang beperan saat stres adalah aksis hipotalamushipofisis. Stres memicu pengeluaran CRF (corticotropin releasing factor) oleh nukleus paraventrikularis hipotalamus dan memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan ACTH (adeno cortico tropic hormone) yang memicu produksi glukokortikoid yaitu kortisol atau kortikosteron dari korteks adrenal.

Adanya stres akut yang memicu aktifnya saraf simpatis beserta diproduksinya hormon glukokortikoid memicu perubahan perilaku, otonom, dan sistem endokrin. Hal tersebut menyebabkan peningkatan tekanan darah, curah jantung, trigliserida, dan meningkatnya kejadian glukoneogenesis. Selain itu, akibat lain yang ditimbulkan dari stres akut adalah menurunnya nafsu makan.

Tingginya kadar glukokortikoid akan memberikan umpan balik negatif kepada hipotalamus sehingga CRF dan ACTH tidak lagi diproduksi dan efek stres dari kedua hormon tersebut tidak ditimbulkan.

Jika mengalami stres berulang dan tidak terkontrol, aksis hipotalamus-hipofisis dapat mengalami ketidakseimbangan. Akibatnya, terjadi gangguan keseimbangan energi dan nafsu makan. Dalam kondisi stres kronik, aksis hipotalamus-hipofisis akan selalu aktif sehingga menyebabkan perubahan metabolisme glukosa, terjadinya resistensi insulin, dan memengaruhi neuropeptida serta hormon yang berpengaruh terhadap nafsu makan.

Noradrenalin dan CRF yang dihasilkan dapat menurunkan nafsu makan, sedangkan kortisol yang diproduksi dapat meningkatkan nafsu makan selama masa pemulihan dari stres.

Jenis Makanan dan Stres

Ketika mengalami stres, tubuh akan merespons untuk mengembalikan keadaan homeostasis melalui pelepasan respons fisiologis. Saat terjadi stres, salah satu hal yang terganggu adalah perilaku makan. Pemilihan jenis makanan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatnya nafsu dan berat badan.

Sebuah penelitian menemukan bahwa dalam kondisi stres, orang cenderung memilih makanan yang lebih menyenangkan dengan cita rasa yang enak tanpa memedulikan jumlah kalori yang terkandung dalam makanan tersebut. Ketika stres, orang-orang cenderung memilih makanan dengan kadar lemak dan gula yang tinggi seperti makanan cepat saji, makanan ringan, dan makanan dengan kalori tinggi.

Terdapat penelitian yang meneliti konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan aktivitas aksis hipotalamus-hipofisis. Ternyata makanan dengan cita rasa yang enak dapat menurunkan aktivitas aksis hipotalamushipofisis. Pada penelitian tersebut ditemukan mencit yang diberikan stres selama 5 hari berturut-turut mengkonsumsi makanan dengan cita rasa yang enak lebih banyak dibandingkan kelompok mencit yang tidak mendapat intervensi stres. Mengkonsumsi makanan dengan cita rasa enak dan tinggi lemak dapat meningkatkan distribusi lemak daerah abdomen. Ternyata kondisi stres dapat meningkatkan nafsu makan dan berat badan Anda secara signifikan!

Cegah sebelum Terlambat!

Ada beberapa langkah praktis yang dapat diterapkan untuk mencegah diri Anda mengalami kenaikan berat badan hingga obesitas akibat stres. Beberapa langkah tersebut diantaranya sadari tanda-tanda diri Anda mengalami stres seperti rasa cemas atau iritabilitas, sebelum makan tanyakan pada diri Anda mengapa Anda makan apakah lapar atau tidak, jangan menunda sarapan, pelajari aktivitas yang dapat membuat Anda relaks seperti yoga, peregangan, maupun pemijatan, ikuti olahraga secara teratur, memiliki jam tidur cukup dan yang terakhir mendapatkan dukungan dari keluarga atau orang tua.

Ternyata stres yang tidak terkontrol dapat memengaruhi perilaku makan Anda hingga berakibat pada obesitas. Jika saat ini Anda merasa stres atau cemas perhatikan bagaimana perilaku makan Anda untuk menghindari dampak obesitas yang terjadi.

Sumber: MEDIA AESCULAPIUS

 

Stres Dapat Meningkatkan Berat Badan

Lentera Sehat

Pemerhati kesehatan yang suka berbagi artikel kesehatan berdasarkan sumber referensi yang dapat dipercaya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *