Puasa dan kesehatan. Dokter spesialis penyakit dalam, dr Syahrizal SpPD menyingkap pentingnya menjalankan puasa tidak hanya dari sisi agama semata. Ternyata, dari sisi kesehatan pun berpuasa memberikan efek yang positif bagi tubuh.
Puasa menjadi penyembuh dalam menanggulangi berbagai penyakit.
Di salah satu rumah sakit di luar negeri pernah dilakukan penelitian perbandingan pada pasien yang menjalani puasa dan yang tidak dengan kondisi cedera kepala ringan. Ternyata pasien yang berpuasa lebih cepat sembuh ketimbang pasien yang tidak berpuasa.
“Sistem tubuh kita memiliki kecerdasan tersendiri bagaimana menjaga balance kuman dan jamur yang ada dalam tubuh kita. Yang menjaga kuman dan jamur adalah sistem kekebalan tubuh kita. Jika sistem kekebalan tubuh kita lemah maka akan dengan mudah terserang penyakit,” tutur Syahrizal.
Efek puasa terhadap sistem kekebalan tubuh.
Puasa berfungsi sebagai detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam tubuh, meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak dengan yang baru serta untuk memperbaiki fungsi hormon. Karena saat puasa terjadi peningkatan limfosit hingga 10 kali lipat. Disamping itu, saat berpuasa terjadi peningkatan HDL dan penurunan LDL. Kondisi seperti ini ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Dari sisi empiris, puasa membawa efek yang positif bagi kesehatan dan hingga kini belum ditemukan efek negatif dari berpuasa.
“Beberapa penelitian juga mengatakan puasa aman bagi ibu menyusui dan ibu hamil. Namun status kesehatan sesorang sifatnya personal jadi harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan,” papar Syahrizal yang ternyata putera salah satu pensiunan Pertamina
Banyak kekhawatiran orang yang memiliki masalah pada asam lambung dan penyakit maag tidak bisa menjalankan ibadah puasa dengan maksimal. Syahrizal mengatakan, dari pengalamannya dalam menangani pasien yang memiliki keluhan terhadap penyakit tersebut, ternyata tidak ada halangan untuk menjalankan puasa. Selama berpuasa, ternyata pasien tidak mengalami gangguan pada asam lambungnya.
Efek positif puasa bagi penderita diabetes dan resiko kegemukan.
Karena ketika persediaan glukosa habis, makan ketosis dimulai. Sementara pada saat puasa asupan makanan terbatas, lemak tubuh dipecah untuk melepaskan energi, sehingga tubuh mengalami penurunan jumlah lemak yang signifikan. Tentu saja dengan syarat pada saat berbuka dan sahur tidak makan secara berlebihan yang melibatkan makan berat serta berlemak dan kalori yang tinggi.
Sahur bukan semata-mata hanya untuk mendapatkan tenaga yang prima selama menunaikan ibadah puasa, melainkan juga mengandung makna bahwa puasa perlu persiapan agar selama berpuasa produktivitas kerja dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu.
Syahrial mengingatkan, pada saat sahur maupun berbuka puasa jangan pernah lupa untuk mengkonsumsi makanan bergizi. Makanan bergizi tidak mesti mahal namun yang harus diperhatikan adalah hidangan tersebut mengandung unsur gizi lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
Satu hal yang ditekankan Syahrizal, pada dasarnya badan seseorang tidak perlu mengkonsumsi multivitamin kecuali keadaan tubuh memang kekurangan vitamin atau tidak dapat mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dalam jumlah yang cukup.
“Multivitamin sifatnya hanya suplemen. Namanya suplemen, ya dipakai jika kita memang memerlukannya. Tidak ada yang mewajibkan kita harus mengkonsumsi multivitamin ketika berpuasa,” ungkapnya.
Walaupun tubuh terasa lemas ketika berpuasa, disarankan tidak malas berolahraga karena dengan berolahraga tubuh menjadi lebih fit dan bugar. “Olahraga butuh kalori. Agar energi saat berpuasa tidak terkuras, waktu yang paling baik untuk olahraga adalah sore hari menjelang berbuka. Karena setelah tubuh mengeluarkan keringat, tubuh kembali mendapat asupan berupa minuman atau makanan,” jelas Syahrizal.
Tips Menjalani Puasa Tetap Sehat dan Bugar
Puasa Dan Kesehatan – Lentera Sehat