Pengertian Kemoterapi

Pengertian Kemoterapi

Pengertian Kemoterapi secara umum adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modern-nya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.

Kemoterapi atau yang biasa disebut juga dengan kemo, dikenal masyarakat luas sebagai pengobatan untuk membunuh sel kanker. Meskipun kemoterapi memiliki peranan penting dalam melawan sel kanker, namun metode pengobatan ini juga memiliki efek samping yang tidak sedikit.

Pengertian Kemoterapi Menurut Beberapa Ahli

Kemoterapi adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk membunuh sel-sel tumor dengan mengganggu fungsi dan reproduksi seluler. (Smeltzer dan Bare – 2002)

Kemoterapi adalah cara pengobatan tumor dengan memberikan obat pembasmi sel kanker (sitostatika) yang diminum ataupun diinfuskan ke pembuluh darah. (Susanti dan Tarigan – 2010)

Kemoterapi merupakan terapi modalitas kanker yang paling sering digunakan pada kanker stadium lanjut lokal, maupun metastatis dan sering menjadi satu-satunya pilihan metode terapi yang efektif.(Desen – 2008)

Kemoterapi dapat diberikan sebagai terapi utama, adjuvant (tambahan), dan neoadjuvant, yaitu kemoterapi adjuvant yang diberikan pada saat pra-operasi atau pra-radiasi. Terapi adjuvant mengacu pada perawatan pasien kanker setelah operasi pengangkatan tumor.

Efek Samping (Toksisitas) Kemoterapi

Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan terhadap organisme. Toksisitas kemoterapi sebagai salah satu modalitas terapi kanker telah terbukti memperbaiki hasil pengobatan kanker, baik untuk meningkatkan angka kesembuhan, ketahanan hidup, dan kualitas hidup penderita, namun kemoterapi membawa berbagai efek samping dan komplikasi.

Kemoterapi memberikan efek toksik terhadap sel-sel yang normal karena proliferasi juga terjadi di beberapa organ-organ normal, terutama pada jaringan dengan siklus sel yang cepat seperti sumsum tulang, mukosa epithelia, dan folikelfolikel rambut.

Sel-sel dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi (misalnya: epithelium, sumsum tulang, foikel rambut, sperma) sangat rentan terhadap kerusakan akibat obat-obatan kemoterapi.

Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya efek samping dan toksisitas dari obat kemoterapi yaitu jenis obat, dosis, jadwal pemberian obat, cara pemberian obat, dan faktor predisposisi.

Efek toksik kemoterapi terdiri dari beberapa toksik jangka pendek dan jangka panjang.

Efek toksik jangka pendek meliputi:

  • Depresi sumsum tulang.
  • Reaksi gastrointestinal meliputi mual, muntah, ulserasi mukosa mulut, diare.
  • Trauma fungsi hati yaitu infeksi virus hepatitis laten memburuk dan nekrosis hati akut.
  • Trauma fungsi ginjal, meliputi sistitis hemoragik, oliguria, uremia, nefropati asam urat, hiperurikemia, hiperkalemia, dan hiperfosfatemia.
  • Kardiotoksisitas, pulmotoksisitas (fibrosis kronis paru), neurotoksisitas (perineuritis)
  • Reaksi alergi (demam, syok, menggigil, syok nafilaktik, udem),
  • Efek toksik local (tromboflebitis), dan lainnya (alopesia, melanosis, sindroma tangan-kaki/ eritoderma palmar-plantar).

Efek jangka panjang meliputi

  • Karsinogenisitas (meningkatkan peluang terjadinya tumor primer kedua)
  • Infertilitas.

Toksisitas umum yang diakibatkan oleh obat-obatan kemoterapi yaitu mielosupresi (seperti anemia, leukopenia, trombositopenia), mual muntah, ulserasi membran mukosa, dan alopesia atau kebotakan.

 

Pengertian Kemoterapi

Lentera Sehat

Pemerhati kesehatan yang suka berbagi artikel kesehatan berdasarkan sumber referensi yang dapat dipercaya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *