Ungkapan Komunikasi Dari Bayi

Bayi memiliki banyak ungkapan sendiri yang terkadang orang tua tidak menyadari, bukan hanya menangis saja. Menurut beberapa sumber ada tanda-tanda ungkapan komunikasi bayi sebagai ungkapan perasaan atau emosi. Bayi mempunyai berbagai cara untuk menyampaikan kebutuhan dan perasaannya. Berikut beberapa komunikasi bayi yang dikutip dari parenting.co.id

Ungkapan Komunikasi Bayi

Masing-masing bayi punya gaya sendiri. Biasanya setelah beberapa hari Anda akan dapat mengenali gaya khasnya.

Paul Holinger, M.D., penulis What Babies Say Before They Can Talk, menulis bahwa bayi belajar berkomunikasi dengan cara membangun  perasaan atau emosi lewat ekspresi orang sekitarnya. Saat berusia 8 dan 10 bulan, bayi akan mulai mencari seseorang (terutama ibu) untuk meminta petunjuk tentang bagaimana bertindak, terutama dalam situasi tidak menentu.

Mata yang menatap Anda, tanda ia berusaha mengenali siapa yang ada di dekatnya. Tataplah kembali matanya sambil tersenyum supaya ia mengenali sisi menyenangkan dari Anda.

Tersenyum, seringkali ia tersenyum dalam tidur, tanda ia merasa cukup nyaman. Biarkan ia tertidur nyenyak, tapi boleh kok, kalau Anda pandangi terus.

Mengeluarkan suara lenguhan. Ia ingin menarik perhatian Anda atau ingin bermain. Datangi dan tatap matanya, boleh juga sambil mengajaknya bermain.

Wajah seperti cemberut, kemungkinan ia merasa tak nyaman. Coba cek popoknya, posisi tubuhnya atau tempat tidurnya. Cermati juga kemungkinan ia sakit.

Menangis dengan kaki menekuk, seringkali terjadi pada serangan kolik. Buatlah ia merasa nyaman dengan menggendongnya sambil bernyanyi dengan tenang. Menyusui juga bisa membuatnya lebih tenang.

Kaki menendang-nendang, mungkin ia bosan atau merasa tak nyaman. Bisa juga karena ia ingin digendong. Cek dulu popoknya, jika kering, boleh kok Anda menggendongnya atau mengajaknya berjalan-jalan ke tempat lain.

Menguap, sama seperti Anda, sangat mungkin ia mengantuk. Timang-timang saja ia sampai ia merasa mengantuk dan tidurkan di tempat tidurnya.

Mulut terbuka dan tertutup berulang-ulang, bisa jadi karena ia lapar. Jika waktu menyusu baru saja selesai, mungkin ia sekadar ingin merasakan lagi nikmatnya susu yang menempel di bibirnya. Santai saja, bisa Anda gendong atau pun dibiarkan di tempat tidur sambil Anda belai-belai.

Nah, Anda sekarang boleh tersenyum lega karena kini bisa lebih memahami dia.

 

Ungkapan Komunikasi Bayi – Lentera Ibu dan Anak

Lentera Sehat

Pemerhati kesehatan yang suka berbagi artikel kesehatan berdasarkan sumber referensi yang dapat dipercaya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *