Bedah Bariatrik Atasi Obesitas

Obesitas adalah sebuah masalah kesehatan yang tergolong parah. Obesitas merupakan penyakit yang harus diobati dan apabila segala upaya tanpa operasi telah dijalani, maka pembedahan adalah pilihan yang sangat baik untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakit ini.

GEJALA obesitas adalah rasa lapar yang terus menerus. Obesitas biasanya diukur dengan menggunakan tinggi badan dan berat badan. Ukuran lazim yang dipakai adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) atau sering juga disebut Body Mass Index (BMI). IMT atau BMI adalah berat badan dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat. IMT normal adalah 23 kg/m2 , sedangkan IMT di atas 27,5 kg/m2 sudah dikategorikan sebagai obesitas atau kegemukan.

Obesitas memiliki definisi sebagai suatu keadaan tubuh dengan berat badan yang berlebih. Sayangnya, keadaan obesitas tidak berhenti di sana. Berat badan berlebih akan berhubungan dengan hal yang dinamakan “sindroma metabolik”. Sindroma metabolik merupakan kumpulan keadaan berupa peningkatan gula darah, peningkatan tekanan darah (hipertensi), lemak berlebih di lingkaran perut, dan peningkatan kolesterol dan trigliserida. Dengan adanya sindroma metabolik ini tentunya juga meningkatkan risiko terhadap penyakit stroke, serangan jantung dan diabetes

Secara statistik, seseorang dengan IMT 37,5 kg/m2 akan memiliki usia harapan hidup lebih pendek hingga 10 tahun dibanding seseorang dengan BMI 23 kg/m2 (normal), disertai berbagai keadaan seperti: depresi, penyakit di otot dan sendi, terutama sendi lutut, dan kesulitan mendapatkan anak (infertillitas).

Baca juga: Tips Mengatasi Obesitas (Kegemukan)

Seseorang dengan obesitas pasti pernah berusaha mencoba untuk menurunkan berat badannya, dan besar kemungkinan mengerti istilah fenomena Yo-yo. Fenomena ini terjadi sewaktu seseorang dengan obesitas telah berhasil menurunkan berat badannya dengan cukup berarti, namun kembali lagi ke berat badan semula setelah beberapa waktu, biasanya terjadi karena terdapat suatu kejadian di dalam hidupnya, seperti stress karena berbagai sebab.

Bedah Bariatrik sebagai Penanganan Obesitas

Bila seseorang memiliki berat badan 102 kg dan tinggi badan 1,65 meter, maka IMTnya adalah 37,5kg/m2 . Dengan berat badan seperti itu, sungguh sulit untuk menurunkan berat hingga ke berat idealnya, yaitu 62 kg. Dalam kondisi ini, diperlukan bantuan pembedahan dalam menangani obesitasnya, yakni melalui Bedah Bariatrik.

Apa itu Bedah Bariatrik?

Bedah Bariatrik adalah bagian ilmu bedah yang berkecimpung dalam penanganan pasien-pasien dengan berat badan berlebih. Dalam hal ini, “berlebih” memiliki arti yang cukup mendalam. Bedah Bariatrik diindikasikan pada pasien yang memiliki IMT di atas 37,5 kg/m2..

Mengapa pembedahan diperlukan?

Karena pasien dengan berat badan berlebih akan memiliki kemungkinan yang jauh lebih besar menderita berbagai macam penyakit, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, infertilitas, dan banyak penyakit lainnya.

Ibaratnya sebagai penjaga gawang, bedah obesitas (Bedah Bariatrik) merupakan upaya terakhir mencegah terjadinya berbagai konsekuensi buruk di kemudian hari dari keadaan obesitas yang sangat mungkin akan memberikan akibat yang menghasilkan kecacatan dan memakan biaya yang mahal.

Bedah Bariatrik ditujukan untuk membantu menurunkan berat badan secara sangat berarti (hingga 70 persen kelebihan berat badan) pada pasien dengan :

BMI 37,5 kg/m2 tanpa kelainan lain seperti diabetes, hipertensi, dan lain-lain, dan BMI 32,5 kg/m2 dengan kelainan lain.

Bagaimana cara kerja bedah Bariatrik?

Bedah Bariatrik bekerja dengan memodifikasi saluran cerna, dimana saluran cerna diatur sedemikian rupa sehingga rasa lapar berkurang drastis bahkan menghilang dan pasien akan merasakan kenyang setelah makan hanya beberapa sendok saja. Bedah Bariatrik tidaklah sama dengan bedah kosmetik seperti sedot lemak.

Bedah Bariatrik benar-benar akan melakukan pembedahan dengan tujuan memperbaiki keadaan kelainan pasien obesitas hingga ke akarnya.

Terdapat berbagai cara pembedahan dalam ilmu bedah Bariatrik, cara yang paling sederhana, aman dan paling banyak dianut saat ini adalah dengan gastric sleeve, dimana lambung pasien akan dipotong dan dikeluarkan sebanyak kira-kira 85 persen dari keseluruhan. Dengan demikian lambung yang tersisa berupa tabung panjang seperti lengan baju panjang (sleeve). Oleh karena itu melalui cara ini pasien tidak merasakan lapar karena hormon lapar akan terbuang bersamaan dengan lambung yang dikeluarkan. Pasien obesitas morbid (obesitas yang parah) akan mengalami penurunan berat badan hingga 70 persen dari kelebihan berat badannya dalam waktu 6-12 bulan setelah dilakukan bedah Bariatrik

Setiap pasien yang akan menjalani bedah Bariatrik harus sadar bahwa bedah Bariatrik adalah suatu alat bantu. Bedah Bariatrik bukanlah suatu peluru emas, tiket jalan-jalan, ataupun karcis bioskop dimana pasien hanya perlu membayar sejumlah uang, duduk santai dan akan mendapatkan hasil (kurus, langsing). Menjalani bedah Bariatrik adalah perjuangan bersama-sama antara pasien dengan tim Bariatrik (kadang hingga seumur hidup) untuk mendapatkan berat badan ideal dan metabolisme tubuh yang baik.

Metabolisme tubuh yang baik berarti tubuh dapat memproses gula dengan baik, mempertahankan tekanan darah yang normal, dan menjaga tingkat lemak tubuh dalam batas yang normal. Semua aspek metabolisme tubuh biasanya akan mengalami perbaikan setelah pembedahan Bariatrik.

Bagaimana bila berat belum mencapai IMT 37,5 kg/m2 ?

Indikasi lain dalam pembedahan Bariatrik adalah bila IMT 32,5 kg/m2 dengan penyakit metabolisme seperti diabetes, hipertensi, hiperkolesterolemia dan artritis.

Bila diabetes merupakan suatu masalah yang cukup mengganggu, maka pasien cenderung akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan cara operasi bedah Bariatrik Roux-en-Y Gastric Bypass (RYGB). Melalui cara ini, maka dibuat kantung kecil di lambung bagian atas dan kantung ini akan disambung dengan usus halus yang lebih jauh. Dengan makanan tidak melewati usus halus bagian pertama yang lebih dikenal dengan usus dua belas jari, maka timbul berbagai efek hormon yang akhirnya akan memperbaiki metabolisme pasien. Pada perbaikan metabolisme ini, yang paling menonjol adalah adanya perbaikan metabolisme gula dimana seorang pasien diabetes dapat sama sekali bebas dari obat hanya beberapa hari sejak dioperasi.

Apakah pembedahan ini memiliki risiko?

Semua tindakan medis akan memiliki risiko. Untuk bedah Bariatrik, seperti operasi lainnya di dalam perut, memiliki risiko walaupun risiko yang mungkin terjadi sangat kecil.

Sumber: Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp.B KBD Tenaga Medis RS Sumber Waras, Jakarta

 

Bedah Bariatrik Atasi Obesitas,

Lentera Sehat

Pemerhati kesehatan yang suka berbagi artikel kesehatan berdasarkan sumber referensi yang dapat dipercaya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *